BNN UBAH LADANG GANJA DI ACEH JADI LAHAN KUNYIT KUALITAS INTERNASIONAL
Ķarawang11.com
KARAWANG -Tak dapat dipungkiri bahwa berladang ganja masih menjadi mata pencaharian bagi sebagian oknum petani di Aceh. Namun, meskipun demikian hingga saat ini BNN tetap gencar melakukan sosialisasi dan pemberdayaan bagi para petani yang dulunya bertanam ganja dengan program kerja Grand Design Alternative Development yang dilaksanakan secara bersama antara Badan Narkotika Nasional dengan Kementerian Pertanian, Pemerintah Daerah, BUMN dan pihak-pihak swasta di Kabupaten Aceh Besar.
Pada kesempatan yang sama, Kasubdit Masyarakat Pedesaan Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN, Hendrajid P. Widagdo, menjelaskan bahwa lokasi pemusnahan ini berada di Lamteuba dan di sini ada 8 desa dan salah satunya ada Desa Lambada yang menjadi pilot project program Grand Design Alternative Development (GDAD).
“Kami Sudah melaksanakan pemberdayaan alternatif di masyarakat khususnya masyarakat tepi hutan, jadi setiap kasus ganja seperti ini kita akan kembalikan kepada fungsi hutannya dan penanamnya akan diberikan kegiatan pemberdayaan alternatif, yaitu intervensi program dengan penanaman tanaman produktif secara berjenjang,” ujar Hendrajid.
Hendrajid menambahkan bahwa dari 6 Desa lainnya dari 8 desa yang mengikuti program di Lamteuba yang telah berhasil dilakukan pemberdayaan masyarakat, saat ini sudah dapat dilihat hasil penanamannya.
“Dari 2010 sudah mengalihfungsikan 625 hektar untuk penanaman tanaman produktif oleh masyarakat dan sampai hari ini di Lamteuba sudah menghasilkan tanaman kunyit dengan skala nasional dan internasional,” ujarnya.
Kerusakan dari dampak kultivasi ganja ini adalah pembalakkan liar, oleh karena itu hutan dikembalikan fungsinya dan GDAD salah satu tahapannya adalah pelestarian lingkungan hidup dan kehutanan. Kementerian kehutanan juga mempunyai mekanisme penyewaan lahan untuk produksi masyarakat sampai 35 tahun dan dapat diperpanjang.
“Oleh karena itu, menanam tanaman produktif yang tujuannya selain agar masyarakatnya memiliki pendapatan juga untuk melestarikan alam dan lingkungan,” tutupnya.
Sumber : Biro Humas Dan Protokol BNN RI